Buka Seminar Internasional LP Ma'arif, Rektor Tegaskan Darah dan Jiwa Madrasah

    Buka Seminar Internasional LP Ma'arif, Rektor Tegaskan Darah dan Jiwa Madrasah

    SURABAYA - “Darah kami adalah darah Madrasah. Jiwa kami didalamnya adalah Jiwa Pendidikan Islam. Maka, memajukan seluruh Lembaga Pendidikan dibawah LP Ma’arif adalah memajukan Pendidikan Islam di Indonesia, ”

    Dipandu dalam tiga bahasa, ‘Seminar Internasional dan Kompetisi Inovasi Maarif, ’ resmi digelar pada Ahad, 5 Januari 2023 di Ruang Amphiteather Gedung Twin Towers UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Kegiatan sebagai rangkaian peringatan 1 abad Organisasi Keagamaan Nahdlatul Ulama’ (NU) ini dihadiri langsung Ketua LP Maarif, Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani, S.TP., MT. Hadir pula mewakili Ketua Umum PBNU, KH. Ishfah Abidal Aziz, Ketua PBNU yang akrab disapa Gus Alex.

    Turut hadir sebagai narasumber Seminar Internasional, Direktur Program INOVASI LP Ma’arif NU, Mark Heyward; Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D.; Stafsus Menag RI, H. Muhammad Nuruzzaman; dan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Prof. Dr. H. Muhammad Thohir, S.Ag., M.Pd.

    Rektor dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas apresiasi, perkenan, dan kepercayaan yang diberikan kepada UINSA Surabaya untuk membangun kerjasama dan memajukan Pendidikan Islam di Indonesia. Dijelaskan Rektor, bahwa UINSA Surabaya merupakan satu-satunya kampus yang pendirian awal tanahnya dari wakaf para Kyai sepuh.

    “Karena itulah maka dalam rangka menyambut puncak Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama, UIN Sunan Ampel Surabaya merasa tersanjung diberi kepercayaan oleh LP Ma’arif PBNU untuk membangun, mengawali kerjasama lebih intens kedepan, ” ujar Prof. Muzakki.

    Ketua LP Ma’arif, Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani, S.TP., MT., menyampaikan dalam sambutan, bahwa arah orientasi Organisasi NU adalah ‘Merawat Jagad, Membangun Peradaban.’ Ketua LP Ma’arif yang juga Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI ini menegaskan, bahwa pendidikan adalah poros utama untuk menjaga peradaban.

    Dalam Pepatah Sunda sebagaimana dikutip Dirjen Prof. Ali Ramdhani, bahwa jika hidup ingin bermakna, maka hidup harus ‘Ngindung ka waktu, Ngabapa ka zaman, Nigelan zaman, Kernigelken zaman.’ Yang artinya, ‘beribukan waktu, berayahkan zaman. Menari bersama zaman untuk menarikan zaman.’

    Lebih lanjut dijelaskan Dirjen Prof. Ali Ramdhani, bahwa kekuatan keilmuan kita harus beradaptasi dengan dinamika zaman. Menari bersama zaman, tapi tidak larut dalam dinamika zaman. “Ketika ada sesuatu hal yang baru kita tidak kemudian larut dalam kebaruan, tetapi kita harus mengarahkan ruang-ruang yang baru ini ke arah-arah yang baik dalam perspektif kita, ” jelas Dirjen Prof. Ali Ramdhani.

    Sebelum beranjak pada sesi Seminar Internasional, digelar pemberian penghargaan bagi para juara Kompetisi Inovasi Maarif kategori guru dan siswa. Dilanjutkan dengan sesi panel Seminar Internasional yang dipandu langsung Dr. Siti Asmiyah, S.Pd., M.TESOL., Dosen pada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FTK UINSA Surabaya. (All/Humas)

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Dukung Internasionalisasi, ITS Jadi Tuan...

    Artikel Berikutnya

    Alih Status Jadi PTNBH? Ini Syaratnya

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Hendri Kampai: Buat Mobil Listrik Itu Jauh Lebih Mudah, Indonesia Pasti Bisa!
    Hendri Kampai: Indonesia Emas, Janji Manis di Bibir, Duri di Jalan Pendidikan

    Ikuti Kami