ITS Peringkat Pertama Lembaga Pendamping Produk Halal untuk PTN-BH

    ITS Peringkat Pertama Lembaga Pendamping Produk Halal untuk PTN-BH
    Kolaborasi Pusat Kajian Halal ITS dengan Kementerian Keuangan RI dalam pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia

    SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses meraih penghargaan yang diinisiasi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Berkat kerja keras dari setiap prosesnya, ITS berhasil menduduki peringkat pertama Lembaga Pendamping Produk Halal untuk Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).

    Wakil Kepala Pusat Kajian Halal ITS Nur Aini Rakhmawati SKom MScEng PhD, Jum'at (7/10/2022) memaparkan, pendampingan fasilitas sertifikasi halal dengan kategori pernyataan pelaku usaha (self-declare) menjadi salah satu upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi di Indonesia pascapandemi. Hal tersebut sejalan dengan visi pemerintah yang berupaya mendorong Indonesia untuk menjadi produsen produk halal dunia.

    Sertifikasi halal yang semula voluntary atau sukarelawan kini telah berubah menjadi mandatory atau wajib. Pemberlakuan sertifikasi halal tersebut dilakukan secara bertahap dimulai dari produk makanan dan minuman pada tanggal 17 Oktober 2019 dan nonpangan dimulai pada tanggal 17 Oktober 2021 lalu.

    Kegiatan pendampingan UMKM oleh mahasiswa ITS pada tahun 2022 di wilayah Kota Surabaya

    Lebih lanjut, Nur menjelaskan, sejak bulan Mei 2022 lalu ITS telah mulai memberikan perhatian kepada bidang jaminan produk halal dengan pembentukan Pusat Kajian Halal (PKH) di bawah Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM). “Hingga saat ini ITS telah melahirkan 51 pendamping aktif dan 98 UMKM binaan, ” ujarnya.

    Dengan memberikan layanan berupa pelatihan, pendampingan pelaku usaha, pengelolaan jurnal, kerja sama hibah Abmas, pengujian produk halal, dan kajian kelayakan, lembaga pendamping Proses Produk Halal (PPH) ITS akhirnya menempati urutan pertama dari lima besar PTN-BH, sesuai data BPJPH per 26 September 2022.

    Dosen Departemen Sistem Informasi tersebut juga mengungkapkan, dalam proses pendampingan, terdapat tantangan yang harus dihadapi oleh para pendamping PPH. Para pendamping harus benar-benar memastikan paham kaidah, sistem, serta proses sertifikasi halal haram. “Tidak hanya itu, pendamping harus sabar dalam membantu para pelaku UMKM yang belum melek teknologi untuk kepentingan proses produksinya, ” imbuhnya.

    ITS berhasil raih Peringkat I sebagai Lembaga Pendamping Proses Produk Halal untuk PTN-BH di Indonesia

    Alumnus Teknik Infornatika ITS ini berharap, dengan diraihnya peringkat pertama untuk PTN-BH tersebut, tim PPH ITS dapat semakin meningkatkan semangat serta konsistensinya dalam membantu pelaku UMKM. “Semoga ke depannya, prospek usaha bagi pegiat UKM maupun UMKM dapat semakin baik dengan mengingkatnya pemahaman akan kehalalan suatu produk, ” pungkasnya. (HUMAS ITS)

     Reporter: Shauma Aulya Zahra

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Perpustakaan UNAIR Dukung Penguatan Layanan...

    Artikel Berikutnya

    Setelah Empat Tahun, FV Juarai Basket Dies...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah
    Hidayat Kampai: Kisah Dunia Akademik yang Terkontaminasi Ulah Para Bahlul
    Hendri Kampai: Koperasi Nasional, Dari Desa untuk Indonesia yang Lebih Berdikari
    Hidayat Kampai: Ketika Nada Terlarang Mengusik Fokus Siswa

    Ikuti Kami